menurut ibu ? kata nawa kepada ibunya.
kalau ibu itu terserah pilihan mu wa.. biar jangan sampai suatu saat kamu menyesalai dengan apa yang kamu lakukan ? berani bertanggung jawab nawa, itu harapan ibu..
pernah alm. ayah mengatakan kepadaku, "jika engakau melakukan sesuatu dengan sepenuh hati, maka jalan mu akan selalu dipermudah. walapun, setiap perjalanan pasti ada hambatan, namu engkau selalu mendapat jalan keluarnya" kata nawa kepada ibunya.
iya wa.. ibu berharap engkau selalu menulis, menulis hingga di balik awan, menulis hingga dibalik batu, menulis hingga jari-jemari mu penuh dengan luka. ayah mu senang terhadap orang yang menulis. ibu merasa jika ayah mu masih hidup, dia akan bahagia membaca tulisan mu.
"apakah ibu juga berbahagia terhadap ku ?" ibu sangat berbahagia terhadap mu, rasa ibu yang satu itu, ada semenjak ibu mengandung mu nawa.. mungkin hingga ibu menutup mata, ibu selalu menyayangi mu.
bagaiman dengan pohon cengkeh dan pala kita ibu ? apakah ibu akan lakukan sama persis seperti yang dilakuka orang-orang ibu ? "itu adalah harta peninggalan satu-satunya alm. ayah mu, biarpun ibu tidak makan seharian, seminggu, atau pun berbulan-bulan, ibu tidak akan menjualnya. kelak nanti anak cucu mu juga berbangga, jika kita (turunan) juga memiliki pohon keremat itu."
terima kasih ibu, engkau sudah melakukan hal yang menurut ku, aku sendiri tidak bisa melakukannya. begitu lah nak, kadang engkau harus melepas hal duniawi untuk hal yang paling engkau sayang. ibu berharap, engkau dapat menulis dengan melihat segala keterbatasan kekurangan manusia lainnya, manusia itu memiliki rasa yung rumit, logika yang kadang terbalik dan tingkah yang kadang kalau dilihat dengan nalar maka ia bagaikan salju ditengah-tengah gurun.
"begitulah nak, jaga dirimu.. jangan lupa kabari ibu jika sudah sampai ke aceh. ibu sangat merindukan mu." ketika itu komunikasi terputus, henphone nawa sudah tidak dapat menerima sinyal, sebab nawa sudah berada lautan lepas.
Ternate, 25 agutus 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar