Sabtu, 27 Agustus 2016

Lagu Dandelion

                                                                      
Seperti setangkai dandelion di musim semi.aku dan kamu menyatu untuk terpisah di petualangan sepi.Memancar putih dan lembutnya tiap helai kita kepada para mahluk yang memaksa nafas di ladang gersang. ketika angin reda, matahari tampak merona.rasanya kita berharap akar dari kita akan tumbuh kembali.. dan mekar lagi.ketika musim gugur tiba, angin memancar kencang saatnya kita menelan kejayaan di ketinggian langit, atau hanya melayang di seputaran bukit.kawanan burung cendrawasih sering bergurau:inilah kenyataan kehidupan, tidak terlalu banyak sorga diluar.kepakan sayap jika kau bersayap.Mainkan angin kencang..  rasalah dingin dan panas biar tak tergilas nafsu pnuh amarah sepintas. Seperti semesta keluhkan rumah kaca tinggi menjulang yang menghalangi rindu kita tuk bersua di dunia.



Suatu Pagi, Petengahan Tahun 2016.



                                                         

Jumat, 26 Agustus 2016

Iant Noodle :"Percakapan Ibu dan Nawa"

apakah engkau menyukainya ? pekerjaan mu itu ?
menurut ibu ? kata nawa kepada ibunya.
kalau ibu itu terserah pilihan mu wa.. biar jangan sampai suatu saat kamu menyesalai dengan apa yang kamu lakukan ? berani bertanggung jawab nawa, itu harapan ibu..

pernah alm. ayah mengatakan kepadaku, "jika engakau melakukan sesuatu dengan sepenuh hati, maka jalan mu akan selalu dipermudah. walapun, setiap perjalanan pasti ada hambatan, namu engkau selalu mendapat jalan keluarnya" kata nawa kepada ibunya.
iya wa.. ibu berharap engkau selalu menulis, menulis hingga di balik awan, menulis hingga dibalik batu, menulis hingga jari-jemari mu penuh dengan luka. ayah mu senang terhadap orang yang menulis. ibu merasa jika ayah mu masih hidup, dia akan bahagia membaca tulisan mu.
"apakah ibu juga berbahagia terhadap ku ?" ibu sangat berbahagia terhadap mu, rasa ibu yang satu itu, ada semenjak ibu mengandung mu nawa.. mungkin hingga ibu menutup mata, ibu selalu menyayangi mu.
bagaiman dengan pohon cengkeh dan pala kita ibu ? apakah ibu akan lakukan sama persis seperti yang dilakuka orang-orang ibu ? "itu adalah harta peninggalan satu-satunya alm. ayah mu, biarpun ibu tidak makan seharian, seminggu, atau pun berbulan-bulan, ibu tidak akan menjualnya. kelak nanti anak cucu mu juga berbangga, jika kita (turunan) juga memiliki pohon keremat itu."
terima kasih ibu, engkau sudah melakukan hal yang menurut ku, aku sendiri tidak bisa melakukannya. begitu lah nak, kadang engkau harus melepas hal duniawi untuk hal yang paling engkau sayang. ibu berharap, engkau dapat menulis dengan melihat segala keterbatasan kekurangan manusia lainnya, manusia itu memiliki rasa yung rumit, logika yang kadang terbalik dan tingkah yang kadang kalau dilihat dengan nalar maka ia bagaikan salju ditengah-tengah gurun.
"begitulah nak, jaga dirimu.. jangan lupa kabari ibu jika sudah sampai ke aceh. ibu sangat merindukan mu." ketika itu komunikasi terputus, henphone nawa sudah tidak dapat menerima sinyal, sebab nawa sudah berada lautan lepas.

Ternate, 25 agutus 2016.

Minggu, 14 Agustus 2016

Fota Marata



Ya jou ee….
Ya jou e…
Ganoa do hai sua ik e..
Pia matua bal nona pia-pia
Gi yana hai sua e..
Ya pia matua e….
Negeri sudah bataria tercambuk derita
Mari kita bersatu hati seperti pala deng
Cengkeh..
Mari haga hai do ya fai
Bi nyawa tik bu hai

Fatce, fahahu, fagud do mangon
sejauh mata memandang
debu-debu berhamburan
di atas tikar bekas pesta
para kuasa

Fa suba obakot dad moya,
apfe taamkot dad moya
matalin walima do malomkub
basanohi  gafota
oh.. basonohi gafota



bu kim hama pip dad bal jou
bu kim hama pip dad bal jo
bu kim hama sopi wai bau mata kam harapan
bu kim lal ta baker:”ini pembangunan, la kamong sejaterah”.
Uma aya, uma pia matua gi bongkar
Bu kim lima ta yana pintar  manapanihi do manacakar
Bu kim yai tayana yab hai sua moya

biar katong makan sagu deng air putih, tapi katong bisa badiri sandiri
Tanpa tuan-tuan punya tipu daya deng kata sejaterah
ini saksi katong: seng mau kalah dalam kertas-kertas sejarah!

Masa berbalik, musim bergeser
Parang dibalik sarung akang  putus penjajah pung leher!!


Mai dad bal hia
Koi gi bareha hai sua
Mai geralota

Mai bau awa