Senin, 29 Juni 2015

Sajak: Gagak Tua

Burung-burung gagak tua pembawa petaka
kapan hatimu merendah di tanah
mendengar rumput yang bergoyang?
Angin lalu membawa gersang yang abadi
Kenapa hatimu tak terketuk ketika badai itu tancapkan belati
Pada tengkorak ayahmu,ibumu,saudaramu dan kelompokmu.

sedangkan kau mengaku kaulah burung gagak tua
di antara yang muda
kenapa kau membuang muka?

 bukannya kau pernah berkata-kata tentang nasehat leluhur
"budi se bahasa, ngaku nagarasai,kabata,
 manatol,walima,malomkub,do lom poa dohoi"
 Jangan sampai luntur, jangan terbawa mora ot doi.
 tapi kenapa kau terbang tinggi sambil berteriak mengajari rumput.
 tak lupa jua kau membusungkan dada,
 palingkan mata, dan menutup telinga.
 padahal rumput yang bergoyang itu yang lebih tau darimu..

kaulah bencana di tengah hangatnya saudara.
ketika suatu saat hujan tiba
kau akan merendah..
makan bangkai busuk
sanak saudara yang mati setelah bencana kau cipta.



Idra, Yogya 29 juni 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar