Senin, 25 November 2013

"Untuk Guru"

                                                                       
                                                               
                                                                 





Mahluk suci lahirkan anak zaman
Kekuatan jiwa berbekal kesabaran
Kegelapan ia buat menjadi indahnya surga
Awal dari  dunia terang benderang

Ia begitu kuat perkasa walaupun tanpa jasa
Medidik bersama cinta,percaya akan suatu masa
Hari ini kau buat diriku seperti  sinar matahari
Guru.. kaulah mahluk sentosa



Idra, 22 november 2013,yogyakarta

‘’Untuk Koruptor’’












Kau begitu biadab
Karna kau lupa apa itu adab
Kau menindas dan ku tergilas tanpa sebab

Kau seperti lintah
Yang mengisap jiwa susah ini mentah-mentah
Hingga aku turun ke jalan menjadi peminta
Nafsumulah membuat negeriku menjadi antah-berantah

Aku turun ke jalan dan berteriak kau katakan aku jalang
Sedangkan aku mahluk yang malang
Bernasip sama seperti mereka yang hidup sebatang karang
Dulu kau berjanji seperti elang
Terbang tinggi hingga hilang
Dan tak tau jalan pulang

Aku sebut kau koruptor
Kau bilang mulutku kotor
Sedangkan aku melihat kantongmu kelebihan uang dan bocor

Idra faudu_20 november 2013 di yogyakarta

Kamis, 03 Oktober 2013

Kinerja Di Tahun 2013:KEMENTAN ''Pemalas"..



                                   



        
          Hampir semua masyarakat di negeri ini mengatakan bahwa sektor petanian sangat penting untuk menjadi andalan utama ekonomi indonesia. Alasannya, karena potensi kita adalah di sektor pertanian, dan budaya kita masih dalam status budaya agraris. oleh karenanya, kalau kita membangun pertanian, maka hal itu berarti sama halnya dengan kita membangun bangsa. Adapun pada saatnya nanti, kita akan menuai dolar, meski kita hanya melakukan investasi dalam rupiah. Hal yang demikian, saat ini sudah dinikmati oleh Australia, Vietnam, dan Thailand.
     
  Sejatinya, masalah pembangunan pertanian tidak hanya sekedar meliahat rupiah atau dolar, ataupun pentingnya penyedian bahan makanan.Hal-hal pokok seperti kesejatraan kaum di berbagai elemen yang berkecimbung dalam dunia pertanian  harus di perhatikan bukan hanya kesejatraan finansial yang menjadi ukuran akan tetapi kesejatraan untuk mengelolah bidang pertanian. yang menjadi pertanyaan adalah hal tersebut apakah sudah di terapkan pemerintah  'ala' SBY di tahun  2013?. Dan sejauh mana peran  kementrian pertanian sejauh ini?.
   
   Kenapa kedua pertanyaan tersebut muncul? karena  laporan kementrian pertanian untuk kinerja di tahun 2013 ini yang kemudian di evaluasi oleh Presiden pada akhirnya muncul penilaian oleh berbagai elit di pemerintahan maupun media sosial yang menilai bahwa kinerja kementan 'gagal' dan sekaligus nama mentri pertanian Suswono dikatagorikan mentri 'malas' dalam berpikir untuk prospek kinerjanya selama tahun 2013. Bukti dari masalah tersebut ialah seperti yang di paparkan oleh  Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Bungaran Saragih, yang melihat sudah sangat luar biasa untuk bisa meningkatkan kinerja ataupun produktivitas. “Tetapi memang tidak ada leadership untuk mendidik kelompok-kelompok, baik produsen maupun konsumen untuk diajak secara bersama-sama memikirkan masalah jangka menengah dan panjang,” terangnya.
Terkait kinerja Kementerian Pertanian, Bungaran Saragih menilai, secara umum memang birokrasi di Indonesia malas mikir, yang dipikirkan hanya proyeknya saja bukan bagaimana pembangunannya. “Untuk itulah kita tidak melihat kinerja yang sangat baik dari kementerian dan tidak pernah terlepas dari impor,” tuturnya.
 
     Bungaran menyimpulkan, masalah produktivitas dan peningkatannya adalah karena roadmap yang dibuat tidak dipikirkan secara baik-baik dan matang. Pemerintah, khususnya Kementrian Pertanian tak punya strategi dan kebijakan yang jelas dan konsisten dilakukan. Apalagi, organisasinya juga kacau balau. Sudah otonomi daerah, seharusnya tanggung jawab pelaksana pertanian ada di kabupaten, dan kabupaten bisa memutuskan. Selain itu, seringkali masalah daerah tidak didengar oleh pusat dan bantuan kepada para petani juga tidak sesuai. “Seharusnya pemerintah, Kementerian Pertanian yang memiliki otoritas akan hal ini memperhatikan kebutuhan daerah tersebut guna memaksimalkan kinerja dan produksi, bukan menghantamnya dengan produk-produk impor,” tandasnya.(sumber pendapat Bungaran Saragih:Harian Neraca.co.id).     
  
Ir.Soekarno:“bicara tentang pangan adalah sebuah jati diri sebuah bangsa, apa bila   sektor  pangan   bermasalah harus diselesaikan secara radikal”.