Selasa, 12 Februari 2019

Surat kepada eta




Saat meti menyapa ombak di tepi tak pernah mati
Karang dan bia-bia menari
Ikan-ikan kecil pun bernyanyi

Dengan Kail kecil umpan kumang
Kita memancing di celah batu karang

Kita tertawa riang
Ketika kau cigi bukanlah ikan
tetapi katang hitam

Bukankah meti adalah taman kehidupan
bagi kita anak-anak sampan?

Lalu kenapa mereka mengubur segala kehidupan?

Ingat dan ingatlah eta
Sewaktu mereka belum menimbun taman kehidupan menjadi tanah merah yang kering
disitu hela nafas kita membatu
tak bisa di gerus pembangunan rupa hantu


anak-anak mu akan tersipu malu menyuri pantai sambil membawa kapalewa
anak mu tak akan bersama temannya mencari kutu sambil menyisir rambut disitu

sebab orang kota akan tertawa
melihat tingkah anak mu eta


morabihiva, februari 2019

Rabu, 18 April 2018

Sudah lama Ibu pertiwi menyapu peluru di halaman rumah

dan hingga kini investor,militer,media,ormas,
preman adalah barisan iblis yang menerkam mu secara babi buta!

Senin, 17 Juli 2017

Para Pelayar

Bila malam
Para pelayar dingin tenggelam di lantai pelabuhan
di cambuk angin laut

Ombak membanting tiang pelabuhan
dentuman suara sunyi berkelahi
dengan rasa kantuk

Esok kapal kan bersua
para pelayar itu menuju timur

Hendaklah merajut asa
baur pinang di mulut yang merah..

Tanjung Perak, 18 Juli 2017

Rabu, 12 Juli 2017

Jadi Sula

dayunglah sampan kedalam jiwa mu agar kau tau hasa arus kehidupan

Menjadi sula bukankah kita harus menyala seperti api di para-para
dan mekar rupa manuru?
ataukah duduk di dego-dego dan cerita betapa manisnya rupiah?

aku hendak mengajak kau melihat
Istana daerah yang hilang adat

mari kita pahat jatuh acuh dan dendam jadi tombak
yang kita bidik di  mata amarah masa lalu

Sebab Menjadi sula
Akan sulit rasanya jika tak kembali ke rahimnya

Dan menjadi sula adalah nyali orang-orang babua di tengah pesta tenti namun ia sunyi bersama hentakan li do pafau bal i bau

13 Juli 2017


Ffoto: Rumah Tua Di Wai Sakai

Jumat, 07 Juli 2017

Pia Awa

Jika saloy sudah menuntun pagi  di ladang
yakinlah peda akan babat
belenggu nafas melarat

Jika kota itu telah merayu
walima tanamlah cengkeh jangan biarkan ia layu

Jikalau kerja hanyalah pegawai negeri
lihatlah mereka yang ambil uang sembunyi jari

Kapaleba kapalam
nau pia nau haram

Mari kuti juk
mari manyanyi kam pia awa

leng kali leng
anak kampung kurus karempeng
makan sagu lempeng

Idra faudu, 7/7/17.

Rabu, 05 Juli 2017

Pinang Yang Di Kunya

Pinang yang di kunya
sisakan bibir merah menyala
demikianlah ingatan akan luka
inginkan ia paparipi hilang pergi
namun sepi bakucigi di hati