Senin, 17 Juli 2017

Para Pelayar

Bila malam
Para pelayar dingin tenggelam di lantai pelabuhan
di cambuk angin laut

Ombak membanting tiang pelabuhan
dentuman suara sunyi berkelahi
dengan rasa kantuk

Esok kapal kan bersua
para pelayar itu menuju timur

Hendaklah merajut asa
baur pinang di mulut yang merah..

Tanjung Perak, 18 Juli 2017

Rabu, 12 Juli 2017

Jadi Sula

dayunglah sampan kedalam jiwa mu agar kau tau hasa arus kehidupan

Menjadi sula bukankah kita harus menyala seperti api di para-para
dan mekar rupa manuru?
ataukah duduk di dego-dego dan cerita betapa manisnya rupiah?

aku hendak mengajak kau melihat
Istana daerah yang hilang adat

mari kita pahat jatuh acuh dan dendam jadi tombak
yang kita bidik di  mata amarah masa lalu

Sebab Menjadi sula
Akan sulit rasanya jika tak kembali ke rahimnya

Dan menjadi sula adalah nyali orang-orang babua di tengah pesta tenti namun ia sunyi bersama hentakan li do pafau bal i bau

13 Juli 2017


Ffoto: Rumah Tua Di Wai Sakai

Jumat, 07 Juli 2017

Pia Awa

Jika saloy sudah menuntun pagi  di ladang
yakinlah peda akan babat
belenggu nafas melarat

Jika kota itu telah merayu
walima tanamlah cengkeh jangan biarkan ia layu

Jikalau kerja hanyalah pegawai negeri
lihatlah mereka yang ambil uang sembunyi jari

Kapaleba kapalam
nau pia nau haram

Mari kuti juk
mari manyanyi kam pia awa

leng kali leng
anak kampung kurus karempeng
makan sagu lempeng

Idra faudu, 7/7/17.

Rabu, 05 Juli 2017

Pinang Yang Di Kunya

Pinang yang di kunya
sisakan bibir merah menyala
demikianlah ingatan akan luka
inginkan ia paparipi hilang pergi
namun sepi bakucigi di hati

Senin, 03 Juli 2017

Lal Kangela

Bumena-mena
Ta mana kem lima
Oya basa wa bal pia
Kadahina gi laka lepa
Tud mai moya
Win wai mai moya
Matalin sanohi
Kam hamawai dalin tik bo ihi

Kum hai tina bau hama janga
Kam uma kuba bahal kim pia kota
Gi laka marofa-rofa

Gi laka do balela
Kam ta nib do  susa


Idra,Yogya 3 Juli 2017.


Rabu, 28 Juni 2017

Catatan Mata -Untuk Tidara-

Mungkin jutaan manusia lupa
Cahaya
Menggambar
Memori jadi cabar yang berkabar.

Saatnya rasa menghidupkan
yang terlewatkan

Di situ pergolakan lensa kehidupan
Bangunkan kehendak angan
Jangan terpenjara kegelapan
Walau hitamnya siluet
Ada kisah yang mengaret...

Sungguh, dunia adalah cahaya           dan bayang
Sebagaimana mata menerjang
Cerita yang berkesudahan

Kau pun terbang mengenang
Di belakang kamera tua yang kau gemgam..

Seperti anak kecil berlari kencang
Atau duduk di tengah keramain..


Idra Faudu, Yogya 29 Juni 2017

Senin, 05 Juni 2017

Menjala puisi II

Adalah cinta, seorang mama kukur kelapa
meremas rasa kedalam kuah santan
menabur wangi cengkeh dan pala di belanga.

adalah rindu, mama menata kayu di tungku mulutnya toreba anak haruslah cekatan
jangan di rebus zaman.

adalah cinta,seorang papa menjala asa
di ujung tanjung pamali sana.
Saat senja telah di telan bulan
Papa menuju teras kampung
sisakan jejak puisi di pasir putih 
membawa pulang kena buga.


Ider, yogyakarta 2017.

Selasa, 30 Mei 2017

Menjala puisi l

Aku ingin menjala  ombak
Sebab arus yang sesak
ada hempasan aroma ibu memasak
Aku ingin menjala ombak
Sebab ada bayang ayah dan sampan yang kabarnya belum retak.
Aku ingin menjala ombak
Dan puisi yang belum sempat terungkap

Minggu, 01 Januari 2017

reinkarnasi puisi pertemuan mahasiswa



Sebelum kembang api membakar langit
kutitipkan
Sederet barisan reinkarnasi puisi pertemuan mahasiswa mu rendra..
Sungguh Anak tani menaruh harapan saat duduk di kursi perkuliahan
Kini ia temui  kesesatan pendidikan dari domba-domba menanam penderitaan
Anak buruh tak mampu bayar semesteran
Domba-domba berseru:selamat datang di universitas sirkuitnya perlombaan
Kekayaan, pakaian, kerdilnya pemikiran dan kepatuhan
Adalah syarat masuk perhelatan
Di catwalk Pendidikan berjalan  yang tak lagi memanusiakan
 muslihat tetorial menumpuk kekayaan yang harus di gaungkan
Demikianlah kini wajah universitas
Di zaman perdagangan bebas tanpa batas..

Garang mukamu pada masa itu
Kau berseru
kita ini dididik untuk memihak yang mana ?
lantas kini pendidik menjawab
mahasiswa didik untuk jadi pemerintahan yang bobrok dan jadi pekerja perusahaan
yang kerjanya merampas tanah dan menghisap tenaga manusia tanpa rasa keadilan
ilmu  ilmu diajarkan disini
akan menjadi alat pembebasan
ataukah alat penindasan ?
para kawanan dosen menjawab
ilmu tindas-menindas
ala adam smith yang kami ajarkan
moral liberalisme Destutt de Tracy  yang kami budayakan
agar kelak mahasiswa memakai jas
siap menindas
dan melayani penindas..

 gigil malam ini
ingin ku berbisik padamu rendra..
telah tumbuh percikan api amarah
kesadaranya tak bisa di lipat seperti diktat
dan perlawanannya  tak akan pudar
dihadapan fasisnya mereka tak gentar