Rabu, 13 Januari 2016

Pisang coe doa selamat juga tidak apa-apa



Bagi orang lain hari ulang tahun itu hal yang sacral dan cetar membahana.Tak lupa kue dan lilin adalah penambah nilai magis.Di dalam keluarga saya jangan harap momen itu ada nyanyian “Selamat Ulang Tahun..”, imposibel.
Ketika dirumah saya sangat suka sama kue “Pisang Coe”.Kawan e,tidak bisa digambarkan dengan kata-kata pisang coy punya enak… kalo mama campur pisang dengan tarigu sambil mengulas air mata di pipi.
Selama hari lahir saya, saya hanya ingat ketika usia saya masuk 15 tahun.Seperti biasa pada malamnya saya, 13 januari tidak ada ucapan ataupun hadiah.
“mama, mau buat pisang coe”,Kata Mama ke tiga anaknya.
“iyo.. ma, bikin nanti beta bantu kupas pisang”,Seru saya.
“Mari suda..” ajak mama sambil berjalan ke dapur.
Ketika di dapur saya langsung keluarkan pisang dari karung dan mengupasnya.
“Tidak usah id.., biar mama kupas.. id dudu sama ade-ade di muka saja”, perintah mama saya kemabali ke ruang tengah bersama adik-adik saya.
Tapi hati saya tidak tenang, karena sudah biasa ketika mama masak di dapur pasti saya temani walaupun hanya kerjaannya tiup api yang mati di tungku kayu.
Saya pun kembali ke dapur.Aneh, kok tiba-tiba ada suara tangisan.
“id e… mama dengan papa ini susah jadi ose ulang tahun malam ini, mama deng papa seng bisa kase ose apa setiap ose ulang tahun”.Ucap mama sambil mengaduk pisang dan tepung terigu.


Saya pun tak tahan menahan air mata.Memulaknya dan berkata..
“iyo mama…, id lagi seng minta apa-apa kaya ana-ana lain yang dorang punya orang tua mampu”.
Tak lama kemudian bapak saya yang baru pulang sembahyang, dikasih tau sama adik perempuan saya kalau mama bersedih karena hari ini saya ulang tahun.
“Pisang coe dengan doa selamat juga tidak apa-apa e…”
Teriak Bapak saya dari ruang tengah….
Dan kami sekeluarga tertawa sambil menikmati pisang coe…
Dan tidak ada kata selamat.Hanya ada doa selamat.******